Sarung tangan ber-parfume menjadi populer di Perancis dan pada tahun 1656, serikat pembuat sarung tangan dan parfum didirikan. Penggunaan parfum di Perancis semakin menyebar luas di berbagai kelas sosial. Pengadilan Louis XV bahkan bernama “le cour parfumee” (the perfumed court) karena aroma wewangian yang digunakan setiap hari tidak hanya pada kulit tetapi juga untuk pakaian dan furnitur. Penemuan eau de Cologne Abad kedelapan belas menjadi kemajuan revolusioner dalam wewangian. Ini menyegarkan campuran rosemary, neroli, bergamot dan lemon. Penggunaan eau de Cologne memiliki beberapa varian yaitu dengan diencerkan untuk air mandi, dicampur dengan anggur, dimakan pada gula, sebagai obat kumur, enema atau bahan untuk tapal, disuntikkan langsung dan masih banyak lagi.
Seperti dengan industri dan seni, parfum mengalami perubahan besar di abad kesembilan belas. Perubahan selera dan pengembangan kimia modern dasar-dasar wewangian seperti yang kita kenal sekarang. Alchemy memberi jalan untuk kimia dan wewangian baru diciptakan, Revolusi Perancis telah sekali tidak berkurang rasa untuk parfum, bahkan ada aroma yang disebut “Parfum ala Guillotine.” Di bawah pemerintahan pasca-revolusioner, orang berani mengekspresikan kecenderungan untuk barang-barang mewah, termasuk parfum. Perdagangan melati, mawar dan perdagangan jeruk tumbuh pesat, kota Grasse di Provence memantapkan dirinya sebagai pusat produksi terbesar untuk bahan baku parfume.